Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan adat, tempat wisata dan makanan khasnya. Banyak wisatawan yang datang dari beberapa penjuru dunia untuk menikmati kota ini. Beberapa wisatawan beranggapan kota ini memiliki daya tarik tersendiri sehingga menyebabkan kerinduan yang membuat rasa ingin kembali selalu menghantui. Kota ini syarat akan kenangan-kenangan masa lalu yang selalu dikenang masyarakatnya, karena adat jawa jogja masih melekat di benak masyarakat yang selalu melestarikan peninggalan para leluhurnya.
Setelah berkunjung dan menikmati Yogyakarta tak lengkap rasanya jika tak membawa buah tangan yang menjadi ciri khas kota ini. Beberapa buah tangan yang dapat ditemukan di kota Yogyakarta, adalah :
Bakpia
Bagi wisatawan yang pernah berkunjung ke Yogyakarta, siapa yang tak mengenal bakpia? Makanan ringan ini sudah melekat dan identik dengan Kota Yogyakarta. Makanan yang terbuat dari campuran kacang hijau dengan gula yang dibungkus dengan tepung dan dimasak dengan cara dipanggang. Istilah bakpia sendiri adalah berasal dari dialek Hokkian (Hanzi: 肉餅), yaitu dari kata “bak” yang berarti daging dan “pia” yang berarti kue, yang secara harfiah berarti roti berisikan daging.
Bakpia juga erat hubungannya dengan budaya Tionghoa, karena Bakpia awalnya merupakan makanan yang khas bagi masyarakat Cina atau Tionghoa. Asal mulanya bakpia diisi dengan daging babi, akan tetapi karena pengaruh Islam di Jawa dan mayoritas penduduk di Yogyakarta adalah beragama Islam, maka isi bakpia kemudian diganti dengan kacang hijau yang telah dilembutkan dan diberi rasa manis dari gula.
Saat ini, bakpia sudah mengalami banyak perkembangan. Berbagai varian rasa pun mulai diciptakan guna menarik perhatian pembeli. Wisatawan dapat membeli bakpia dengan rasa durian, coklat, keju, kumbu hitam dan berbagai varian rasa lainnya. Bakpia dapat dengan mudah ditemui di kawasan Jalan Pathuk yang menjadi pusat pembuatan Bakpia. Selain itu Bakpia juga dapat ditemukan di Jalan Malioboro, Pasar Beringharjo dan berbagai pusat oleh-oleh yang tersebar di Yogyakarta.
Yangko
Yangko adalah makanan khas kota Yogyakarta yang terbuat dari tepung ketan. Yangko berbentuk kotak dengan baluran terigu, kenyal, rasanya manis dan dibuat dengan beberapa varian warna yang menarik. Pada awalnya, Yangko berisi campuran kacang yang dilembutkan dengan tambahan gula. Yangko sangat identik dengan kue moci asal Jepang. Tetapi pada dasarnya, kue moci lebih lembek dan lebih kenyal dibandingkan dengan Yangko. Selain rasa aslinya, kini yangko juga memiliki beberapa varian rasa buah-buahan, seperti strawberry, durian, dan melon. Yangko banyak ditemukan di daerah Kotagede, Yogyakarta. Salah satu produsen yangko yang populer di kota Yogyakarta adalah Yangko Pak Prapto. Yangko Pak Prapto juga disebut sebagai yangko generasi pertama karena telah ada sejak tahun 1921. Jika akan berkunjung ke Yangko Pak Prapto, para wisatawan akan menemukannya di Jalan Pramuka No. 82, Yogyakarta.
Geplak
Geplak adalah makanan khas kota Bantul yang terbuat dari parutan kelapa, gula pasir atau gula jawa, yang rasanya manis dan hampir sama dengan Yangko yang memiliki varian warna yang menarik. Selain terbuat dari parutan kelapa, terdapat geplak yang dibuat dengan menggunakan waluh. Industri geplak umumnya dapat ditemui di daerah Bantul, Yogyakarta. Industri pembuatan Geplak kebanyakan diusahakan oleh industri rumah tangga. Makanan ini berkembang meluas akibat permintaan pasar dan diusahakan tidak hanya di sekitar kota Yogyakarta akan tetapi juga di seluruh nusantara.
Gudeg
Gudeg adalah salah satu makanan khas Yogyakarta yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Diperlukan waktu berjam-jam untuk membuat masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Biasanya Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek. Gudeg dapat disajikan dengan dua cara, yaitu:
- Gudeg kering, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh kental, jauh lebih kental daripada santan pada masakan padang.
- Gudeg basah, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh encer.
Batik
Batik tak bisa dihindarkan begitu saja dari Kota Yogyakarta. Batik juga selalu masuk dalam daftar oleh-oleh yang wajib dibeli oleh wisatawan yang datang ke kota ini. Batik tak hanya berupa kain dan pakaian. Kreatifitas warga Yogyakarta menjadikan batik dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk, sebut saja tas, syal dan sandal.
Tempat yang bisa Anda kunjungi untuk berburu batik tentu saja kawasan Jalan Malioboro dan Pasar Beringharjo. Selain dua tempat populer ini, Anda bisa mengunjungi Desa Karebet yang merupakan desa wisata penghasil kerajinan batik. Beberapa motif batik yang dapat ditemukan pada batik khas Yogyakarta, adalah :
- Motif Batik Kawung
- Motif Batik Parangkusumo
- Motif Batik Truntum
- Motif Batik Tambal
- Motif Batik Pamiluto
Kerajinan Perak
Kerajinan perak menjadi salah satu jenis oleh-oleh khas Yogyakarta lainnya yang wajib dijadikan sebagai rangkaian daftar beli wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta. Kerajinan perak ini dapat ditemukan di daerah Kotagede yang berjarak 5 km dari pusat kota Yogyakarta. Kotagede merupakan suatu daerah di Yogyakarta yang dikenal sebagai sentra penghasil kerajinan perak sejak zaman Kerajaan Mataram.
Di Kotagede para wisatawan dapat mengunjungi show room kerajinan perak atau datang ke rumah-rumah pengrajin secara langsung. Bentuk kerajinan perak di Kotagede merupakan salah satu kerajinan perak yang sangat beragam mulai dari perhiasan sampai hiasan dinding/meja, Kualitasnya pun tak perlu diragukan lagi. Kerajinan perak Kotagede tidak hanya diproduksi untuk diperjualbelikan di dalam negeri, tetapi telah banyak dikirim ke luar negeri sejak zaman Belanda.
Dagadu Djokdja
Jika di Bali ada Joger sebagai pabrik kata-kata, Yogyakartapun tak kalah karena di Yogyakarta terdapat pabrik kata-kata yang diberi nama Dagadu. Dagadu adalah sebuah merek dagang berupa suatu rancangan grafis yang dibuat pada cinderamata, terutama baju atau kaos, gantungan kunci, gambar tempel (stiker) dan lain-lain. Merek Dagadu merupakan milik sebuah perusahaan yang bernama PT. Aseli Dagadu Djokdja yang berkedudukan di Yogyakarta. Dagadu saat ini telah menjadi salah satu ikon cinderamata khas Yogyakarta. Untuk dapat membeli produk Dagadu para wisatawan tidak usah bingung karena produk Dagadu sendiri sudah banyak tersebar di Yogyakarta.
Gerabah Kasongan
Gerabah Kasongan merupakan kerajinan tanah liat yang berasal dari Desa Kasongan, Yogyakarta. Kerajinan tanah liat Desa Kasongan SUdah terkenal di Yogyakarta sebagai salah satu buruan wisatawan sebagai cinderamata. Kerajinan tanah liat ini sudah dipercaya memiliki kualitas yang baik. Kerajinan ini banyak di temukan dalam berbagai macam bentuk, seperti : Vas bunga, guci, asbak, tempat lampu hias dan beraneka ragam bentuk lainnya. Hal yang menarik dari kerajinan tanah liat Desa Kasongan adalah pada proses pembuatannya yang dapat dilihat secara langsung oleh para pengunjungnya.