Mulai menjamurnya “Atraksi Wisata” Baru di Gunung Kidul

Kemajuan dan perkembangan pariwisata yang terjadi di Pantai Selatan Jawa Gunungkidul sejak lahirnya resort baru Radika Paradise pada tahun 2018 bisa di bilang sangat pesat. Dalam bab-bab yang lain akan diceritakan atraksi wisata baru yaitu Heha Sky View, Heha Ocean View dan juga Obelix Hills. Namun demikian, diluar ketiga atraksi wisata baru tersebut masih banyak lagi destinasi wisata yang lain yang skalanya sedikit lebih kecil dari ketiga destinasi baru tersebut.

Perkembangan tersebut secara tidak langsung dapat menimbulkan dampak yang positif dalam dunia usaha, lebih-lebih di bidang pariwisata, yaitu mampu mengundang dan menarik beberapa investor dan pelaku wisata yang lain untuk melakukan terobosan ide-ide baru. Dengan demikian, pengembangan destinasi wisata baru tersebut semakin meramaikan pilihan destinasi wisata bagi wisatawan yang mengunjungi Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Berikut kami berikan daftar destinasi wisata baru yang telah dibuka dan bisa dinikmati.

South Shore

South Shore mulai dibuka untuk umum pada bulan September 2020 lalu. Beach club baru yang bernama South Shore tersebut memiliki view menghadap langsung ke Samudra Hindia (ocean view) hadir di Gunung Kidul, Yogyakarta. Letaknya yang ada di antara pantai Sadranan dan pantai Ngandong membuat pesona South Shore tampak sepertiS kafe-kafe di Pulau Dewata.
Konon menurut sejarah nya sebenarnya lokasi South Shore sebelumnya dulu dipakai untuk sebuah resort bernama Watu Lawang Resort. Resort ini sangat terkenal pada jamannya sebelum berangsur-angsur mulai sepi dikarenakan pergeseran trend minat wisatawan. Akhirnya sang pemilik mencari ide baru dengan merombak seluruh bangunan lama menjadi beach cafe yang kekinian. Setelah grand opening perdananya, ternyata South Shore dapat mengundang banyak wisatawan yang haus akan tujuan wisata baru di Gunungkidul

Oleh karena itu tidak heran kalau South Shore mendadak viral dan menyedot banyak pengunjung yang penasaran tentang bagaimana kerennya tempat nongkrong kekinian ini. Pada masa pandemi covid 19 yang masih berlangsung seperti saat ini, Manajemen South Shore menerapkan jam operasionalnya yang terbatas, yaitu hanya dari hari Selasa sampai Minggu dan dibagi menjadi dua sesi, yaitu pukul 12.00-15.00 WIB dan pukul 16.00-19.00 WIB. Setiap sesi cuma menerima maksimal 60 orang pengunjung. Itupun bagi pengunjung yang ingin dapat mengunjungi tempat ini diwajibkan untuk reservasi terlebih dahulu sedangkan bagi pengunjung yang belum melakukan reservasi atau datang langsung ke lokasi dapat dipastikan bakal di tolak oleh Manajemen South Shore.

South Shore beach club memiliki panorama yang indah dan memukau. Biru nya Samudra Hindia dapat dilihat dan dinikmati oleh para pengunjung tanpa harus di pungut biaya tambahan di setiap spot foto. Dengan demikian pengunjung cukup membayar sekali masuk dengan memilih dua pilihan paket. Paket pertama sebesar Rp100 ribu per orang, yaitu terdiri dari tiket masuk seharga Rp30 ribu dan paket makan senilai Rp 70 ribu. Sedangkan paket kedua sebesar Rp200 ribu per orang yang mencakup akses infinity pool, tiket masuk seharga Rp30 ribu, dan paket makan senilai Rp100 ribu. Kedua jenis paket kunjungan tersebut sudah include biaya parkir kendaraan, direct access ke pantai, dan kamar mandi

Setelah pengunjung membeli tiket masuk, para pengunjung dapat langsung menikmati pemandangan laut lepas sambil ber “enjoy ria” merasakan suasana sunset yang bener-bener romantic. Di sore hari, semilir angin pantai yang menerpa akan menambah kesan tersendiri serta memunculkan atmosphere yang berbeda ketika pengunjung berada di tempat ini. Suasana ini akan membuat pengunjung tidak ingin buru-buru beranjak pulang sambil menanti tenggelamnya sang surya di ufuk barat menjelang malam.

Cafe de Slili

Cafe de Slili merupakan restoran baru yang berlokasi di Pantai Slili Gunung Kidul. Konon kabar nya tempat ini masih satu manajemen dengan South Shore. Letak restoran ini tepat berada di pinggir pantai sehingga bagi pengunjung yang datang ke tempat ini bakal dibuat terpesona oleh pemandangan birunya laut dan hamparan deburan ombak serta putih nya pasir yang berada di lokasi cafe ini.

Bagi para pengunjung, cafe ini menyediakan beberapa spot foto yang menarik, instagramable dan sayang untuk dilewatkan guna melengkapi koleksi foto-foto mereka di IG. Selain itu cafe ini memiliki beberapa menu pilihan yang lengkap dari menu lokal hingga western . Tempat ini bisa dibilang baru karena dibuat setelah launching nya beach club South Shore dan mulai dibuka untuk umum di bulan Desember 2020. Semenjak di buka, Cafe ini langsung diserbu pengunjung yang datang dan ingin mengabadikan moment-moment indah nya di tempat-tempat yang bener-bener kece dan kekinian selama liburan di Gunung Kidul.

Cafe de slili memiliki akses yang mudah untuk dijangkau. Hanya berjarak 65 km dari pusat kota Yogyakarta yang bisa ditempuh dua jam menggunakan kendaraan. Selain pengunjung bisa nongkrong santai di cafe sambil menikmati suasana yang bener-bener asyik, di sekitar Cafe de Slili juga terdapat beberapa atraksi menarik yang sayang untuk dilewatkan.

Di sebelah timur Cafe de Slili terdapat sebuah pantai yang cukup ramai dan banyak dikunjungi wisatawan dengan segala usia nya. Namanya Pantai Sadranan. Di pantai ini selain pengunjung bisa menikmati hamparan pasir putih yang luas dan karang-karang yang berada di pinggir pantai, di sekeliling lokasi Pantai Sadranan banyak juga yang menyewakan alat permainan snorkeling lengkap dengan kacamata dan life jacket jd bagi para wisatawan yang ingin melihat terumbu karang dan ikan di pinggiran pantai. Dengan demikian para pengunjung tidak perlu repot dengan membawa alat sendiri dari rumah. Selain itu juga disediakan kano yaitu semacam kapal kecil yang dilengkapi dengan alat dayung yang bisa di sewa oleh pengunjung pantai untuk mengelilingi pinggiran pantai sadranan. Di Pantai Sadranan ini pengunjung dapat mandi atau berenang dikarenakan ombak Pantai Sadranan tidak cukup besar sehingga masih relatif aman untuk bermain air.

Sementara itu, di sisi barat dari Café Slili terdapat Pantai Krakal yang sudah lama terkenal dan juga tidak kalah menarik untuk di singgahi. Pantai Krakal ini memiliki hamparan pasir putih yang luas sehingga di pantai ini pun para wisatawan dapat melakukan aktivitas tamasya seperti berfoto ria untuk mengabadikan kenangan indah bersama keluarga selama berlibur di Gunung Kidul.

Informasi tambahan selanjutnya adalah mengenai jam operasional Cafe de Slili. Untuk jam buka Café de Slili ini sama seperti tempat wisata pantai yang lainnya yaitu buka setiap hari kecuali hari Senin yang dimaksudkan untuk melakukan sterilisasi dari kafe tersebut. Café de Slili buka dari pukul 12.00 hingga pukul 19.00 dengan dibagi menjadi 2 sesi, Sesi pertama dari pukul 12.00 sampai pukul 15.00,sedangkan untuk sesi kedua dari pukul 16.00 sampai pukul 19.00 WIB. Cafe de Slili sudah dilengkapi beberapa fasilitas seperti lokasi parkir di pantai Slili, toilet yang bersih,Gazebo dan Mermaid net bed untuk bersantai. Adapun biaya yang harus dikeluarkan pengunjung apabila ingin menggunakan Gazebo Rp 300.000 maksimal 4 orang.

Dengan tarif:

  • Include Gazebo rent Rp 100.000
  • Include food and beverages voucher Rp 200.000
    • *Table maksimal 3 orang
    • *Mermaid net bed maksimal 2 orang.

Suasana Cafe de Slili sangat tenang, bersih dan nyaman. Cafe ini menyuguhkan berbagai pilihan jenis tempat duduk yang bisa pengunjung pilih.

Cafe de Slili memiliki dua bagian yaitu bagian indoor dan outdoor. Untuk bagian indoor terdiri dari bagian utama cafe yang berupa Joglo Jawa dengan desain limasan yang didominasi warna putih untuk bagian dindingnya dan warna kayu pada bagian meja kursinya. Sedangkan untuk area outdoor memiliki tempat yang lebih luas. Di area ini terdapat meja dan kursi juga seperti di area indoor. Bagian outdoor menjadi bagian favorit tamu karena bisa melihat view pantai secara langsung selain itu di area outdoor juga disediakan Gazebo yang terbuat dari bahan kayu dan diberi atap guna menghalau panas. Masih ada satu lagi area tempat pengunjung bisa bersantai yaitu berupa hammock yang terbuat dari jaring-jaring untuk para pengunjung yang ingin lebih dekat lagi dengan pantai.

Casa coco

CASA COCO RESORT adalah sebuah resort baru yang berada di kawasan Pantai Sundak dan mulai dibuka untuk umum pada bulan Mei tahun 2021. Mengusung sebuah konsep dengan bangunan modern minimalis 2 lantai dan berlokasi di perbukitan kawasan Pantai Sundak membuat bangunan CASA COCO RESORT tampak asri nan menawan. Selain itu wisatawan yang menginap di CASA COCO RESORT akan disuguhi pemandangan hutan jati hijau nan eksotis yang memanjakan setiap pandangan mata dan membuat setiap wisatawan yang stay di tempat ini menjadi fresh dari kelelahan rutinitas keseharian kesibukan di kota.

CASA COCO RESORT dilengkapi dengan fasilitas kolam renang dan memiliki total 22 kamar, CASA COCO RESORT memiliki dua tipe kamar yaitu deluxe room dan superior. Kehadiran CASA COCO RESORT di Gunung Kidul menambah pilihan bagi wisatawan yang ingin stay lebih lama untuk menikmati masa liburan di wilayah tersebut. Selain fasilitas kolam renang, CASA COCO RESORT juga memiliki restoran yang menyajikan menu lezat ala CASA COCO RESORT khusus bagi wisatawan yang menginap di hotel tersebut. Fasilitas WiFi juga tersedia di seluruh area publik properti untuk membantu pengunjung agar tetap bisa terkoneksi dengan keluarga dan teman.

CASA COCO RESORT di dukung oleh personel-personel yang profesional di bidang hospitality. Oleh karenanya pelayanan yang baik dan berstandar internasional namun dengan harga terjangkau akan dapat dinikmati oleh setiap pengunjung yang datang agar merasa nyaman dan ingin selalu kembali menginap di resort tersebut.

Casa Coco Resort adalah pilihan yang tepat bagi wisatawan yang ingin menginap di Gunungkidul Yogyakarta.. Resepsionis siap 24 jam untuk melayani proses check-in, check-out. Menginap di CASA COCO RESORT resort akan mendapatkan pengalaman tersendiri bagi wisatawan ketika berada di Gunung Kidul. Tempat nya yang tenang dan nyaman jauh dari hiruk pikuk kehidupan masyarakat membuat suasana makin relax dan happy serta privasi terjaga bagi pengunjung CASA COCO RESORT. Selain itu, salah satu kelebihan lain bermalam di akomodasi ini adalah dikarenakan CASA COCO RESORT ini masih satu grup pengelolaan manajemen dengan South Shore dan Cafe de Slili. Oleh karena itu, bagi wisatawan yang telah memesan kamar di CASA COCO RESORT dapat masuk ke area South Shore dan Cafe de Slili secara gratis tanpa dipungut biaya tambahan. Jarak dari pantainya pun tidak begitu jauh kurang lebih sekitar 300 meter menuju Pantai Sundak dan Pantai Ngandong.

Tarif menginap di CASA COCO RESORT mulai dari 600rb an per malam untuk kamar tipe superior dan 700rb an untuk harga kamar tipe deluxe. Fasilitas yang disediakan mulai dari Breakfast untuk 2 orang Gratis all day pass (ticket only) to South Shore Beach Lounge untuk 2 orang senilai Rp.160.000, Tidak diperlukan reservasi untuk masuk Cafe de Slili @cafedeslili, Kolam Renang, Resto, Free Wifi, Water Heater, Kamar Mandi Standard Hotel ⭐️, AC, Smart TV, Genset, standby 24 jam, Outbond Area, Parking Area. Selain booking langsung bagi wisatawan atau pengunjung yang dari luar kota apabila hendak booking kamar di CASA COCO RESORT juga bisa di pesan melalui aplikasi android online travel agency seperti Traveloka, tiket.com dan pegipegi.

Light blue

Sejak munculnya Radika Paradise di kawasan pantai Indrayanti yang menjadikanya salah satu pioner baru destinasi villa yang banyak sekali dikunjungi wisatawan, hal tersebut mengundang keinginan bagi beberapa tamu Radika Paradise untuk mencoba ikut serta dalam meramaikan berbagai pilihan type penginapan yang berada di kawasan Pantai Indrayanti. Salah satunya adalah seorang pengusaha hotel dari Bali. Selama beliau traveling di Gunung Kidul, beliau memperoleh kesan bahwa pantai-pantai yang ada di Gunung Kidul sebenarnya lebih eksotis daripada pantai- pantai yang ada di Pulau Bali. Hanya saja pengelolaan kawasan wisata tersebut yang belum maksimal.

Singkat cerita, pada awal mulanya beliau adalah tamu langganan Radika Paradise. Tak kurang dalam satu tahun lebih dari empat kali beliau mengunjungi Gunungkidul. Beliau selalu bermalam di hotel kawasan pantai mulai dari Pantai Baron sampai indrayanti untuk melakukan observasi sambil berwisata. Setelah beliau selesai melakukan studi kelayakan bisnis, kawasan Pantai indrayanti lah yang menjadi pilihan bagi beliau untuk menanamkan moIalnya. Beliau kemudian mendirikan sebuah villa dengan bangunan bergaya rumah adat dari lombok yang memiliki ciri khas berbeda dengan bangunan modern. Lebih kental dalam menyuguhkan unsur etnik budaya lokal asli pribumi Nusantara namun juga tidak meninggalkan fasilitas modern yang memadai bagi tamu. Lokasi villa baru ini beralamatkan di jalan Pantai Selatan Jawa berdekatan dengan Radika Paradise.

Light Blue adalah nama yang disematkan untuk villa and resto yang baru di kawasan Pantai Indrayanti tersebut. Light Blue memiliki cerita sendiri dari pemiliknya yang tadinya berasal dari sebuah nama parfum atau minyak wangi favorite beliau berasal dari Italia. Meskipun beliau adalah seorang owner namun dalam keseharian beliau tidak enggan untuk ikut turut serta bersama karyawan dalam melayani tamu untuk sebuah resortnya yang berada di Pulau Bali. Suatu hari ketika beliau melayani salah satu tamu yang berasal dari luar negeri secara tidak langsung tamu tersebut mencium bau wangi dari parfum yang dikenakan sang owner. Tamu ini menyukai aroma wangi parfum tersebut. Kemudian tamu ini dengan keramahtamahan menyapa sang pemilik resort sambil menanyakan nama parfum anda ini apa? Kemudian owner resort tersebut menjawab Light Blue. Kemudian tamu ini berbincang-bincang dengan sang pemilik hotel dan di akhir pembicaraan tamu ini berpesan suatu saat jika anda memiliki sebuah akomodasi berikanlah nama Light Blue.

Light Blue mengandung arti cahaya biru. Makna dari filosofinya adalah sebuah harapan masa depan yang cerah bagi pemilik bisnisnya. Sedangkan bangunan nya berbentuk rumah lumbung padi adat lombok mengandung filosofi bahwasanya padi adalah makanan pokok bagi rakyat Indonesia. Jadi dalam hal ini rumah padi diharapkan dapat memberikan penghidupan yang secara terus menerus bagi pemiliknya. Filosofi yang sederhana namun banyak mengandung unsur doa dan pengharapan yang besar di masa depan.

Light Blue terdiri dari 6 bangunan dan memiliki kolam renang yang cozy untuk nongkrong. Selain poolnya yang asyik Light Blue juga dilengkapi dengan resto yang menawarkan tiga menu pilihan andalan, mulai dari menu masakan lokal asli indonesia, American dan Continental breakfast. Meskipun bangunannya tradisional namun Light Blue memiliki fasilitas yang tak kalah memadai dengan akomodasi modern. Satu bangunan rumah adat lumbung padi berisikan satu kamar yang sudah dilengkapi dengan TV, WiFI, AC, hot water, amenities dan supplies di sediakan bagi tamu-tamu yang ingin bermalam di Light Blue. Sedangkan untuk harga publish nya rencana akan dijual dengan harga 399 rb per malam di weekdays dan 499rb di weekend.

Teras kaca

Salah satu destinasi wisata di Gunung Kidul yang masih menarik untuk dibahas kali ini adalah Teras Kaca. Meskipun usia nya sudah sekitar empat tahun sejak awal dibuka untuk umum, dan sempat booming pada waktu itu, sampai saat inipun tempat ini masih ramai dikunjungi wisatawan yang ingin melengkapi koleksi foto-foto traveling mereka dengan nuansa pantai dari atas tebing yang dipadukan dengan birunya langit yang membalut cakrawala. Teras kaca sesuai dengan namanya properti ini terbuat dari lantai kaca yang berupa teras seluas 25 meter persegi dengan posisinya yang berada di atas tebing dan menghadap ke laut langsung ke Samudra Hindia.

Menurut informasi yang kami peroleh di media online, pada tahun 2018 di sekitar bulan Februari adalah awal dibukanya Teras Kaca untuk umum. Ternyata secara tidak sengaja destinasi wisata tersebut mendadak sukses viral di dunia maya. Ternyata tempat ini sebetulnya bukan lah objek wisata yang sengaja dibuat untuk dikomersialkan. Teras Kaca ini adalah bagian bangunan rumah yang belum jadi milik pribadi seseorang yang tinggal di Bali. Teras kaca ini terinspirasi dari jembatan kaca yang ada di China.

Seiring berjalanya waktu, banyak wisatawan yang menjadikan Teras Kaca sebagai salah satu tujuan wisata mereka ke Gunung Kidul. Sang pemilik melihat animo masyarakat yang berkunjung ke Teras Kaca cukup tinggi akhirnya pun memutuskan Teras Kaca dibuka untuk umum sebagai sebuah destinasi wisata.Teras kaca setiap harinya dikunjungi ratusan wisatawan yang ingin berfoto bahkan mereka rela antri hanya sekedar untuk mengabadikan kenangan indah mereka bersama orang-orang terkasih.

Teras kaca berada di Pantai Nguluran, yaitu disebelah baratdari Pantai Gesing, desa Girikarto, Kecamatan Panggang, Gunung Kidul. Meskipun berada di tempat yang ekstrim dan mengundang adrenalin, pengunjung tidak perlu khawatir akan keselamatan mereka karena konstruksi dari bangunan teras kaca ini sudah dibuat sedemikian rupa guna memenuhi standarisasi keamanan. Salah satunya dengan menggunakan kaca yang tebalnya 13 milimeter. Bagi pengunjung yang ingin berfoto di Teras Kaca ini di butuh kan keberanian karena posisinya berada di ketinggian sekitar 30 meter di atas permukaan laut. Pemandangan dibawah Teras Kaca adalah besarnya deburan ombak dan karang tajam. Di sini pun pengunjung dapat melihat hamparan lautan lepas nan membiru dan di sebelah barat pengunjung dapat menikmati pemandangan bebatuan karang yang sangat indah.

Setelah empat tahun berlalu, guna menghindari kebosanan para pengunjung, kini Teras Kaca semakin berbenah diri dengan menambah berbagai spot foto anti mainstream menarik lainya yang sengaja dibuat dan didesain khusus untuk para wisatawan yang hadir dan ingin mengabadikan kenangan indah ketika berada di Teras Kaca mulai dari:

  • Glass boat adalah jembatan kaca berbentuk seperti perahu
  • Becak terbang adalah becak yang didekorasi dgn sayap di kanan kiri nya
  • Giant chair adalah gardu pandang atau kursi raksasa dengan ketinggian 5 meter
  • Fly gliding, jogja swing dan giant teras

semua spot foto terbaru tersebut dapat dinikmati pengunjung dengan membeli tiket dengan harga terjangkau yang telah disediakan pengelola.. Rata-rata untuk setiap spot foto setiap pengunjung di berikan durasi waktu kurang lebih dua hingga tiga menit untuk berfoto. Dengan tema yang diangkat saat ini, pengunjung di jamin tidak akan kecewa. Sedikit saran dari penulis, waktu berkunjung terbaik di Teras Kaca adalah menjelang sore hari. Wisatawan dapat menghasilkan foto dengan latar golden sunset pada jam tersebut.

Gunungkidul memang kaya akan potensi wisata alam yang wajib untuk terus digali dan di kembangkan. Mulai dari pantai, gunung, kawasan konservasi alam geopark hingga air terjun. Oleh karena itu atas kesuksesan Teras Kaca tersebut secara tidak langsung menjadikan wahana ini sebagai salah satu pioneer destinasi wisata selfie yang cukup memukau bagi para wisatawan dan selanjutnya dapat menginspirasi berbagai wahana-wahana baru lainya yang akan muncul di Gunung Kidul.

Puncak Segara

Puncak Segara, sesuai dengan namanya, mengandung arti Puncak Lautan. Puncak Segara berada di desa Girikarto, kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul. Tepatnya kurang lebih 500 meter ke arah barat dari Teras Kaca dan masih satu lokasi dengan Pantai Gesing dan Pantai Bidadari. Lokasi wisata ini alamnya masih asri dan alami. Di Puncak Segara ini terdapat satu pantai yang diberi nama Pantai Kubro.

Puncak Segara dibuka pada akhir tahun 2019, tak mau kalah dengan tetangganya Teras Kaca yang launching terlebih dahulu dan berhasil viral. Puncak Segara mengusung tema yang sama yaitu menawarkan pemandangan pesona alam yang menawan. Lebih dari itu puncak segara juga mengkombinasikan antara resto dan beberapa spot selfie yang menarik dan patut untuk dicoba pengunjung.

Rumah makan Puncak Segara memiliki desain bangunan yang klasik dan menawarkan menu dengan tema “dhaharan ndeso” atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan nama Traditional Food. Harga nya pun cukup terjangkau mulai dari Rp 10.000/porsi hingga Rp 25.000/porsi. Setiap pengunjung yang datang kesini di jamin bakal ketagihan dan ingin kembali lagi. Citarasa menu makanan khas dhaharan ndeso Puncak Segara di jamin membuat para pengunjung yang mencoba bakal ketagihan.

Kehadiran Puncak Segara melengkapi destinasi wisata yang ada di Gunung Kidul. Puncak Segara memiliki ciri khas icon kuda lengkap dengan kereta kencana yang terletak di titik puncaknya. Hal ini sebagai perlambang kendaraan ibu Ratu Nyai Roro Kidul yang terkenal dalam cerita legendar rakyat sebagai penguasa Pantai Selatan. Fasilitas yang tersedia di Puncak Segara pun cukup memadai mulai dari parkir yang luas, toilet umum, serta tempat bersantai keluarga pun juga disediakan oleh pengelola.

Demikianlah cerita singkat mengenai Puncak Segara yang ada di Gunung Kidul, Yogyakarta. Bisa dijadikan referensi salah satu pilihan tujuan wisata bersama sahabat, keluarga, rekan kerja ataupun orang-orang tersayang menjelang akhir pekan atau libur panjang.

Bukit Kosakora

Puncak Kosakora adalah bukit yang tinggi nan eksotis di sebelah timur Pantai Drini. Jalan akses menuju Puncak Kosakora hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Namun dari villa baru Drini Hills dapat ditemukan sebuah akses jalan menuju Bukit Kosakora yang panjang nya sekitar kurang lebih 1 kilometer.

Bagi para pecinta wisata trekking ketika menuju Bukit Kosakora ini dari Villa Drini Hills di sepanjang perjalanan akan dibuat takjub dengan pemandangan hamparan ladang pertanian yang begitu luas sejauh mata memandang di kanan kiri jalan setapak yang dilewati menuju Bukit Kosakora.

Konon kabarnya dulunya Bukit Kosakora di sebut oleh warga sekitar dengan nama Bukit Ngrumput. Namun semenjak ada seorang traveler yang kami sendiri tidak mengetahui namanya yang secara tidak sengaja singgah di Bukit Ngrumput dan menjulukinya dengan nama Kosakora, akhirnya bukit ini lebih terkenal di kalangan traveler dengan sebutan Puncak Kosakora. Di setiap akhir pekan kawasan pantai Ngrumput dan Bukit Kosakora selalu menjadi destinasi favorit para remaja yang ingin camping dan menikmati suasana alam di pinggir pantai dengan nuansa alami yang berbeda. Suara gemuruh deburan ombak berpadukan dengan hamparan pasir putih dan birunya air laut serta semilir angin yang bertiup sepoi-sepoi membuat setiap pengunjung yang datang akan merasa takjub dengan kebesaran Tuhan Sang Maha Pencipta.

Puncak Kosakora adalah bukit dari batuan karst di Gunung Kidul. Bagi para wisatawan yang beruntung ketika melewati jalan setapak menuju Puncak Kosakora akan bertemu dengan warga sekitar yang kebanyakan mata pencahariannya adalah sebagai petani. Ketika musim panen singkong para petani yang sedang berladang akan berjumpa dengan wisatawan mereka pun tidak akan segan-segan untuk menyapa dengan penuh keramahtamahan dan menawarkan singkong untuk dibakar atau direbus atau juga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh khas Gunungkidul. Sungguh sebuah budaya timur yang bisa dibilang langka untuk saat ini dan patut untuk selalu dijaga kelestarianya. Senyum keramahtamahan, keakraban dan sapaan dengan penuh ketulusan dari penduduk desa setempat yang tidak pernah ditemukan ketika berada di kota namun masih bisa kita temukan disini.

Nah bagi teman-teman wisatawan yang penasaran dengan Bukit Kosakora dan ingin melihat keindahan alamnya secara langsung segera siapkan uang saku dari sekarang sehingga ketika nanti masa pandemi covid 19 berakhir bisa segera mewujudkan keinginan untuk menikmati liburan wisata alam di puncak kosakora. Perjalanan dari kota Yogyakarta kurang lebih membutuhkan waktu tempuh sekitar dua jam untuk sampai lokasi. Sebelum memasuki kawasan wisata pantai Gunungkidul teman-teman wisatawan di wajibkan untuk membayar retribusi per orang
Rp 10.000. Harga yang cukup terjangkau untuk kantong pelajar dan mahasiswa. Sedangkan untuk biaya parkir motor Rp 3.000 dan parkir mobil sekitar Rp 5.000. Sedangkan untuk menaiki Puncak Kosakora wisatawan akan dipungut biaya tiket dan kebersihan kurang lebih sekitar Rp 2.000.

Sekedar informasi tambahan, untuk mengunjungi objek wisata ini tidak ada jam operasional. Jadi Bukit Kosakora akan buka terus selama 24 jam. Namun, waktu yang tepat berkunjung adalah saat pagi maupun sore hari. Karena di siang hari, terik matahari sangat menyengat. Di pagi hari wisatawan dapat melihat sunrise atau indah nya matahari terbit sedangkan di sore nya bisa menikmati keindahan sunset dari atas bukit pantai selatan jawa.

Nglanggeran

Sebagai daerah destinasi wisata yang mendunia Daerah istimewa Jogyakarta khususnya Gunungkidul, Nglanggeran merupakan desa yang secara administratif terletak di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, D.I. Jogjakarta. Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba memiliki luas 48 ha. Sedangkan wilayah Desa Nglanggeran memiliki luas 762,0990 ha dengan tata kelola lahan sebagian besar digunakan untuk lahan pertanian, perkebunan, ladang dan pekarangan. Oleh karena itu suasana alam Nglanggeran meiliki ciri khas hijau nan sejuk serta hawa udara yang dingin karena berada di ketinggian.

Nglanggeran berjarak 4 km dari ibukota kecamatan, sedangkan dari ibukota kabupaten 20 km dan hanya berjarak 25 km dari ibukota propinsi Daerah Istimewa Jogyakarta. Adapun potensi salah satu pariwisata di Desa Nglanggeran yaitu adanya Gunung Nglanggeran dan kini lebih dikenal dengan sebutan Gunung Api Purba. Menurut literatur yang kami baca secara fisiografi Gunung Api Purba Nglanggeran terletak di Zona Pegunungan Selatan Jawa Tengah-Jawa Timur (Van Bemmelen 1949) atau tepatnya di Sub Zona Pegunungan Baturagung (Baturagung Range) dengan ketinggian 700 meter dari permukaan laut dan kemiringan lerengnya curam-terjal (>45%). Gunung Nglanggeran berdasarkan sejarah geologinya merupakan gunung api purba yang berumur tersier ( Oligo- Miosen) atau 0,6–70 juta tahun yang lalu.

Material batuan penyusun Gunung Nglanggeran merupakan endapan vulkanik tua berjenis andesit (Old Andesite Formation). Jenis batuan yang ditemukan di Gunung Nglanggeran antara lain breksi andesit, tufa
dan lava bantal. Singkapan batuan vulkanik klastik yang ditemukan di Gunung Nglanggeran kenampakannya sangat ideal dan oleh karena itulah maka, satuan batuan yang ditemukan di Gunung tersebut menjadi lokasi tipe (type location) dan diberi nama Formasi Geologi Nglanggeran. Apabila melihat mengenai cerita sejarah Gunung Api Purba tersebut rasanya kurang lengkap apabila berwisata di gunungkidul namun tanpa menyinggahi kawasan Gunung Api Purba

Selain potensi gunung api purbanya, di Kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran juga dijumpai fauna dan flora langka, seperti tanaman tremas (tanaman obat yang hanya hidup dikawasan ekowisata Gunung
Api Purba), kera ekor panjang serta disekitar Gunung Api Purba berkembang kegiatan seni dan budaya lokal seperti bersih desa dll. Dengan adanya potensi tersebut di Desa Nglanggeran juga pengembangan desa wisata. Jadi ada 2 potensi pengembangan yaitu Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba, Embung Nglanggeran dan kawasan kebun buah.